Kolaborasi Budaya Tradisional dan Digital di Pesantren
Pesantren selalu identik dengan tradisi. Santri belajar dengan adab. Mereka hidup dalam ritme yang teratur. Ada jadwal ngaji, hafalan, kegiatan organisasi, dan rutinitas harian yang menjaga karakter. Tapi dunia berubah. Teknologi digital menyentuh semua ruang hidup. Pesantren juga ikut bergerak. Tidak untuk mengganti tradisi. Teknologi hanya membuka cara baru untuk belajar dan berorganisasi. Kegiatan ngaji ikut menyesuaikan. Akses kitab sekarang lebih mudah. Santri bisa membuka kitab digital melalui ponsel atau laptop. Banyak kitab sudah tersedia dalam bentuk PDF dan perpustakaan online. Guru tetap menjadi pusat ilmu. Santri hanya memanfaatkan akses digital agar pencarian referensi lebih cepat. Mereka mempelajari materi di mana saja. Persiapan pelajaran juga lebih praktis. Ini mendukung proses belajar tanpa mengubah ruh pengajian. Kelas-kelas tertentu juga memakai alat bantu digital. Proyektor membantu ustaz menjelaskan peta, bagan, atau teks panjang. Pertemuan jarak jauh kadang dipak...